Hai, selamat hari raya idul fitri. Mohon maaf lahir batin buat semua kesalahanku yaa. Ini adalah lebaran keduaku tanpa papa sekaligus lebaran keduaku bersama kekasih. Tahun lalu aku harus merayakan lebaran di tempat yang tidak aku inginkan, yaa aku harus merawat mama karena jatuh dari ketinggian sekitar 4 meter, tapi tahun ini aku kembali bisa merayakam lebaran bersama semua keluarga, makan lontong, opor ayam, dan makanan khas lebaran lainnya. Alhamdulillah. Oh iya, aku sempat stres karena sulit sekali mendapatkan pekerjaan, aku iri sama mereka, teman-temanku yang aku lihat mudah saja mendapat pekerjaan, tapi kenapa aku sulit sekali? Sementara aku harus menggantikan posisi almarhum papa untuk memenuhi kebutuhan mama dan adikku yang masih duduk di bangku SMA. Aku stres, bebanku semakin berat, tapi aku bersyukur karena memiliki kekasih yang selalu bersedia membantuku, selalu bersedia menghiburku ketika aku sedih dan menangis. Apa aku kurang bersyukur ya Allah sehingga aku selalu merasa kurang?
Awal Juni, aku mendapat panggilan untuk training di salah satu perusahaan tv berbayar. Aku merasa memiliki sedikit harapan, tapi aku ragu... Entah kenapa. Kekasihku menyarankan untuk aku mengikuti training tersebut dan aku melakukannya. Aku seminggu training dan mulai kerja. Ternyata menejemen di sana sangat buruk. Tak jarang aku bekerja hampir 12 jam dengan upah yang tidak pasti. Bahkan bulan Juli ini aku belum mendapatkan bayaran hasil kerjaku. Aku sedih, aku kembali kurang bersyukur. Lagi-lagi kekasihku yang selalu hadir menghibur, menenangkanku. Aku berusaha ikhlas, tapi di sisi lain aku merasa bahkan ketika Allah memberiku pekerjaan, aku masih diuji. Apakah aku begitu spesial di mataMu ya Allah? Aku selalu menghibur diriku sendiri dengan pemikiran bahwa Allah begitu menyanyangiku dan rencanaNya pasti indah. Aamiin.
Tapi aku bersyukur ya Allah, memiliki kekasih yang begitu menyanyangiku. Bahkan dia tidak membiarkanku sendiri melewati masa-masa tersulit dalam hidupku. Dia terlalu banyak membantu aku dan keluargaku. Aku sangat sangat bersyukur memilikinya. Dua tahun hampir bersama dan tidak hilang sedikitpun rasa sayangku untuknya, semoga dia merasakan hal yang serupa. Untukmu Muhammad Aulia Pratama, terima kasih telah membuat hidupku terasa ringan di saat seperti ini, terima kasih karena selalu berhasil membuatku tertawa, terima kasih karena tidak meninggalkanku, membiarkan melewati masa-masa berat ini sendiri, terima kasih untuk semua pengorbanan yang kamu lakukan untukku dan keluarga kecilku. Semoga rasa sayangmu untukku tidak berkurang sedikitpun meski terkadang aku terlihat begitu menyebalkan di matamu. Terima kasih sayang :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar